Pendekatan geografi merupakan cara atau metode yang digunakan dalam mempelajari objek kajian geografi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memahami berbagai fenomena geosfer. Pendekatan geografi menurut Yunus (2010:41) yaitu pendekatan keruangan (spatial approach), ekologis (ecological approach), dan kompleks wilayah (region complex approach).
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara atau metode analisis yang menekankan keberadaan ruang beserta fenomenanya. Ruang adalah seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Penerapan pendekatan keruangan ini misalnya fenomena bencana asap akibat kebakaran hutan. Berdasarkan ilmu kedokteran, asap mengakibatkan gangguan pernapasan dan peradangan padaindera penglihatan. Dari sudut pandang ekonomi kabut asap akan ada kerugian yang ditimbulkan. Adapun dari sudut pandang geografi fenomena kabut asap akan dilihat dari konteks keruanganyaitu memperhatikan lokasi, persebaran, dan dampaknya. Menurut Yunus (2009, 47-83) dalam mengaplikasikan pendekatan keruangan dapat digunakan analisis melalui sembilan tema dalam pendekatan keruangan yaitu:
a. Analisis Pola Keruangan
Analisis dengan pola keruangan menekankan pada corak bentukan yang tetap. Misalnya sungai yang selalu memiliki pola berdasarkan karakteristik wilayahnya.
b. Analisis Struktur Keruangan
Analisis struktur mengkaji dengan menekankan kepada susunan, unsur-unsur dari suatu kondisi spasial. Misalnya analisis penggunaan lahan jika dianalisis dengan struktur keruangannya maka unsur-unsur atau penyusun dari penggunaan lahan adalah kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan.
c. Analisis Proses Keruangan
Analisis proses keruangan mengarah kepada perubahan fenomena geosfer pada suatu ruang. Misalnya analisis ini digunakan dalam proses perubahan batas pantai yang diamati dari tahun ke tahun. Batas pantai dapat berubah baik bertambah ataupun berkurang karena abrasi, sedangkan bertambah karena adanya sedimentasi.
d. Analisis Interaksi Keruangan
Interaksi keruangan dalam analisis geografi memandang antara hubungan satu fenomena dengan fenomena lain. Misalnya hubungan antara desa dengan kota. Interaksi antar desa dengan kota dilatarbelakangi dari keadaan spasial yang berbeda. Desa sebagai pemasok pangan kota, dan kota sebagai pemberi ilmu dan teknologi ke desa. Perbedaan karakteristik dalam antar wilayah menjadikan wilayah saling berinteraksi.
e. Analisis Organisasi/Sistem Keruangan
Sistem kerungan merupakan analisis yang digunakan dalam menganalisis elemen-elemen lingkungan yang membentuk struktur pada suatu ruang. Misalnya adanya struktur ruang kota yang dibangun berdasarkan karakteristik wilayah. Misal, terdapatnya struktur kota sektoral yang membagi bagian kota menjadi beberapa elemen.
f. Analisis Asosiasi Keruangan
Analisis asosiasi menekankan kepada hubungan antara suatu fenomena sangat terikat dengan adanya fenomena yang lain. Hubungan ini suatu kepastian antar aspek fisik dengan fisik, sosial dengan sosial, atau fisik dengan sosial. Misalnya adanya kepadatan penduduk dengan alih fungsi lahan, dataran tinggi dengan suhu yang rendah, dan lain-lain.
g. Analisis Kecenderungan Keruangan
Analisis ini menekankan kepada suatu keadaan spasial berdasarkan pertimbangan waktu dan proses. Analisis ini berupaya untuk melihat suatu perubahan. Misalnya analisis suatu keadaan tingginya urbanisasi, maka keadaan spasial di suatu kota dapat dianalisis kecenderungan yang akan terjadi. Seperti adanya alih fungsi lahan, padatnya pemukiman, kriminalitas, slum area (tempat kumuh), dan banyaknya sampah.
h. Analisis Komparasi Keruangan
Komparasi adalah perbandingan. Analisis ini membandingkan keadaan sutu spasial dengan spasial yang lain. Misalnya keadaan tanah di Lembang dengan Subang di bandingkan berdasarkan unsur-unsurnya seperti tekstur, permeabilitas, unsur hara, dan lain-lainnya. Maka berdasarkan komparasi unsur-unsur tersebut akan diketahui kesesuaian tanaman yang tumbuh di kawasan Lembang dengan di Kabupaten Subang.
i. Analisis Sinergi Keruangan
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini misalnya pada musim hujan yang turun dipenghujung akhir Desember berdampak banjir di Jakarta. Dimensi pendekatan keruangan di sini menggunakan analisis asosiasi (hubungan) antara intensitas hujan dengan banjir.
2. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis adalah metode atau cara dengan mengkaji interaksi antara keterkaitan manusia dengan lingkungan abiotik, biotik, dan kulturalnya. Maka pada pendekatan ini analisisdilakukan dengan adanya upaya dalam mengaitkan manusia terhadap lingkungannya (Yunus, 2010). Geografi melakukan pendekatan ekologis melalui empat tema analisis, yaitu:
a. Analisis Perilaku Manusia terhadap Lingkungan
Analisis ini memandang sikap atau perilaku manusia atau kelompoknya yang akan berdampak terhadap lingkungan. Sudut pandang analisis ini mengkaji tentang bentuk-bentuk kegiatan manusia yang didasari dari kegiatan sosial, ekonomi, kultural, dan politik. Misalnya pembakaran hutan untuk membuka perladangan baru dengan cara dibakar, hal ini dapat dianalisis karena perilaku manusia yang berdampak terhadap lingkungan maka analisis ini menggunakan analisis ekologis.
b. Analisis Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan
Aktivitas dapat dimaknai dari kegiatan manusia yang berulang-ulang. Analisis ini memandang kegiatan manusia yang memanfaatkan lingkungan secara terus-menerus dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya kegiatan pertanian, perkebunan, dan industri. Contoh analisis ini dapat dilihat dari aktivitas pertanian yang memanfaatkan pestisida berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
c. Analisis Kenampakan Fisik Alami terhadapLingkungan
Analisis kenampakan fisik alami maksudnya keadaan spasial yang berasal dari proses pembentukan alam seperti pegunungan, dataran rendah, laut, sungai, gurun, dan lain-lain. Pandangan analisis ini mengkaji bahwa keadaan alami berpengaruh terhadap lingkungan. Misalnya daerah dataran tinggi sangat cocok untuk budidaya pertanian sayuran. Unsur fisik terdapat pada daerah dataran tinggi sedangkan unsur lingkungan tercermin dari kegiatan pertanian. Kegitan pertanian merupakan unsur lingkungan karena ada interaksi aspek biotik dan abiotik didalamnya.
d. Analisis Kenampakan Fisik Buatan terhadap Lingkungan
Penerapan analisis ini melihat unsur fisik buatan atau disebut juga bentang budaya terhadap keadaan lingkungan. Misalnya analisis pemukiman yang padat berdampak terhadap keadaan lingkungan yang kumuh.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah
Menurut Yunus (2010:105) pendekatan kompleks wilayah merupakan penggabungan antara pendekatan keruangan dan ekologis. Pendekatan ini mengkaji secara mendalam tentang suatu wilayah dan hubunganya dengan wilayah lain. Contohnya: Permasalahan banjir di Jakarta disebabkan lahan terbuka hijaunya kurang, dan sampah yang menumpuk, selain itu kondisi daerah hulu Sungai Ciliwung yang berada di Bogor tidak lagi hijau, melainkan sudah banyak bangunan seperti vila. Dalam menyelesaikan masalah banjir ini, maka tidak hanya mengkaji kondisi Jakarta saja melainkan perlu mengkaji kondisi Bogor. Maka dapat disimpulkan bahwa Jakarta dan Bogor merupakan satu sistem yang harus dikaji dalam menyelesaikan masalah banjir.
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo