smartgeografi.com-Laut di dunia dapat dibedakan berdasarkan jenis tepian samuderanya, atau marginnya. Secara umum, terdapat dua jenis tepian samudera: passive margin dan active margin.Suatu samudera tepinya disebut pasif kalau pada tepiannya tidak dijumpai batas lempeng atau aktivitas tektonik. Sebaliknya, suatu samudera tepinya disebut aktif kalau pada tepiannya terdapat aktivitas tektonik yang intens, dengan kata lain, tepian samudera ber-active margin juga merupakan batas lempeng. Dasar samudera tipe passive margin terbagi atas dua bagian : continental margin (tepi benua) dan ocean basin (cekungan samudera). Continental margin adalah bagian samudera yang berdekatan dengan daratan (benua) dan masih mendapat pengaruh daratan, misalnya masih menampung endapan aluvial dari sungai. Bagian-bagian dari continental margin sendiri antara lain:
a. Continental shelf:
Continental shelf yang landai ini sebenarnya masih bagian dari benua. Bahkan pada zaman
es, bagian ini merupakan daerah yang kering. continental shelf ditutupi oleh sedimen yang
berasal dari benua, namun sedimen tersebut 70% berasal dari endapan sungai waktu
zaman es dulu; sungai yang sekarang bermuara di sana dan mengendapkan material cuma berkontribusi sedikit.
b. Shelf break:
Batas berakhirnya shelf dan dimulainya continental slope. Uniknya, di samudera manapun di dunia, batas shelf break selalu berada di sekitar 140 m di bawah permukaan laut. Kemungkinan besar, ini merupakan sisa-sisa zaman es dulu, dimana level air laut lebih rendah dari sekarang dengan tepian berada di shelf break.
c. Continental slope:
Sesuai namanya, karakter khas continental slope adalah slopenya atau kemiringannya yang sangat curam. Kebanyakan continental slope „dihiasi‟ lembah-lembah gelap nan curam hasil dari pahatan arus turbid. d. Continental rise: Kemiringannya bervariasi antara 0,5 sampai 1°, melampar hingga 500 km dari slope. Sedangkan bagian dari cekungan samudera (ocean basin):
a. Abyssal plain:
Dataran di tengah samudera yang dalam dan luas.
b. Mid Oceanic Ridge:
Pada mid oceanic ridge, terdapat dua buah lempeng samudera yang saling menjauh. Akibatnya, magma dari dalam Bumi keluar di pertengahannya, lalu membeku, dan membentuk tebing-tebing tinggi yang memanjang mengikuti batas lempeng. Fitur ini disebut punggungan tengah samudera atau mid oceanic ridge karena bentuknya menyerupai punggung punggung tebing yang curam.
Bentukan morfologi dasar laut :
a. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau. Tingginya sekitar 1.000 hingga 4.000 m dari kedalaman hingga permukaan laut. Contoh: gunung Krakatau.
b. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut. Contoh: St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.
c. Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.
d. Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut. Contoh: punggung laut Sibolga.
e. Ambang laut (dremple), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua
laut dalam. Contoh: ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
f. Lubuk laut (bacin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi. Contoh: lubuk laut sulu, lubuk laut sulawesi.
g. Palung laut , yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi. Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.
Palung laut sering disebut juga trench atau through. Terdapat perbedaan antara trench atau through. Trench penampang sampingnya berbentuk V sedangkan trough penampang sampingnya berbentuk U
h. Submarine Canyon : alur alur ngarai yang terletak di kawasan paparan benua, yang dahulunya diperkirakan merupakan lembah sungai.
Sumber: Modul Paket 13 ALC
إرسال تعليق
Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo