Pembelajaran berbasis
masalah atau problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dapat dikolaborasikan dengan pembelajaran
saintifik (Yani, 2013, hlm.135). PBL adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran pada masalah autentik sehingga peserta didik dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi, memandirikan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends,
2008, hlm.41). Sedangkan Seravino dalam Eggen
dan Kauchak (2012, hlm.307)
mengungkapkan bahwa PBL adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan
masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
materi dan pengaturan diri. Bedasarkan beberapa pengertian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai sumber belajar bagi peserta
didik sehingga terbentuk kemampuan
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh
pengetahuan dan konsep sesuai dengan materi yang dipelajari.
Pemecahan masalah
merupakan pengolahan kognitif yang penting dalam pembelajaran (Schunk, 2012,
hlm.16). Sehingga untuk mengemas pembelajaran berbasis masalah mengambil
landasan dari psikologi kognitif yang
berdampak pada pembelajaran terfokus pada apa yang dipikirkan peserta didik.
Dawey dalam Arends (2008, hlm.47) menjelaskan bahwa pendidikan dari sudut
pandang sekolah merupakan cerminan dari masyarakat yang lebih besar dari kelas
akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan penuntasan masalah kehidupan
nyata. Sesuai dengan tuntutan belajar abad 21
yang mengharuskan peserta didik senantiasa mengembangkan kemampuan berfikir
kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan melaksanakan penelitian
sebagai kemampuan yang diperlukan dalam konteks dunia yang cepat berubah
(Abidin, 2013, hlm.159).
Kontruktivisme
merupakan sandaran dari PBL (Arends, 2008, hlm.46) yang dikembangkan oleh
Piaget dan Vygotsky. Menurut Piaget pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi
dan berubah secara konstan selama pelajar mengkontruksikan
pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka mendasarkan diri dan memodifiksai pengetahuan sebelumnya (Arends,
2008, hlm.47). Itulah yang menjadi landasan PBL yang dipinjam dari Pendapat
Piaget. Selain Piaget, Vygotsky menjadi dasar teori sandaran dalam PBL.
Intisari yang diambil dari teori Vygotsky yakni bahwa intelektual berkembang
ketika individu menghadapi pengalaman baru yang membingungkan dan ketika mereka
berusaha mengatasinya, individu menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama dan mengkontruksikan makna baru (Arends, 2008, hlm.47-48).
Teori dari Piaget dan
Vygotsky merupakan dasar dari pengembangan PBL, berdasarkana ungkapan dari
keduanya dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menganut pada
pembelajaran kognitif. Pengetahuan dapat berkembang dari hasil interaksi sosial
dimana didalamnya terdapat informasi baru yang diproses secara bertahap dan
berkembang saat ide-ide baru muncul terkait dengan masalah yang dihadapi,
sehingga pengetahuan baru dikontruksikan dari pertemuan masalah dengan ide
penyelesaiannya hingga menjadi nilai pengetahuan yang baru. PBL bersandar pada
pemahaman kontruktivisme sehingga paham ini yang menjadikan peserta didik harus
aktif dalam belajar untuk membangun pemahamannya sendiri.
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo