Pernyataan E.James dalam Sumaatmadja (1996:5) “geografi adalah induk dari ilmu” memberikan makna bahwa kedudukan geogarfi dengan objek studi di permukaan bumi dengan relasi keruangan memberikan kedudukan yang kuat kepada setiap orang dalam studi di permukaan bumi. Dengan kata lain pembelajaran geografi dapat dijadikan sarana membina manusia, hal yang sesuai dengan pendapat James Fairgrive (1996) dalam Sumaatmadja bahwa fungsi pendidikan dan pembelajaran geografi membina masyarakat yang akan datang, untuk sadar akan kedudukannnya sebagai insan sosial terhadap kondisi dan masalah kehidupan yang dialaminya. Sehingga geografi dapat dijadikan sarana sebagai memenuhi kewajiban itu.
Pembelajaran yang dilakukan di SMA merupakan proses transformasi pewarisan dan pembiasaan dari apa yang sedang dan akan mereka lakukan menyangkut masalah kehidupannya dalam interaksinya dengan alam. Maka dalam hal ini penting guru memiliki pemahaman serta keterampilan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang merealisasikan tujuan pembelajaran geografi.
Pembelajaran yang dilakukan di SMA merupakan proses transformasi pewarisan dan pembiasaan dari apa yang sedang dan akan mereka lakukan menyangkut masalah kehidupannya dalam interaksinya dengan alam. Maka dalam hal ini penting guru memiliki pemahaman serta keterampilan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang merealisasikan tujuan pembelajaran geografi.
Tujuan Pembelajaran Geografi
Tujuan pendidikan Nasional yang direlisasikan melalui pendidikan termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran geografi yaitu menciptakan “manusia Indonesia” yang seimbang tingkat kognisi, afektif dan psikomotornya (Sumaatmadja, 1996:50). Dalam tujuan pembelajaran geografi maka siswa tidak hanya dibekali oleh aspek pengetahuan saja melainkan aspek keterampilan, pembinaan emosioanal.
Tujuan pembelajaran geografi mencakup pembelajaranan hasil kognitif yakni mengcakup keterampilan intelektual tentang hal-hal yang berhubungan dengan interaksi manusia dengan lingkungan. Aspek afektif akan sejalan pembentukannya pada diri siswa saat sikap sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat lokal maupun dunia pada umumnya, sehingga pada muaranya menjadikan sikap siswa dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan keterampilan yang digariskan dalam tujuan pembelajaran geografi. Maka dalam hal ini ada keselarasan antara aspek kognisi dengan aspek afektif melalui proses penerimaan, penolakan yang terungkap dalam minat, sikap dan akhirnya pada perhatian yang muaranya menjadi dasar suatu tindakan atau bentuk aspek psikomotor.
Tujuan pendidikan Nasional yang direlisasikan melalui pendidikan termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran geografi yaitu menciptakan “manusia Indonesia” yang seimbang tingkat kognisi, afektif dan psikomotornya (Sumaatmadja, 1996:50). Dalam tujuan pembelajaran geografi maka siswa tidak hanya dibekali oleh aspek pengetahuan saja melainkan aspek keterampilan, pembinaan emosioanal.
Tujuan pembelajaran geografi mencakup pembelajaranan hasil kognitif yakni mengcakup keterampilan intelektual tentang hal-hal yang berhubungan dengan interaksi manusia dengan lingkungan. Aspek afektif akan sejalan pembentukannya pada diri siswa saat sikap sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat lokal maupun dunia pada umumnya, sehingga pada muaranya menjadikan sikap siswa dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan keterampilan yang digariskan dalam tujuan pembelajaran geografi. Maka dalam hal ini ada keselarasan antara aspek kognisi dengan aspek afektif melalui proses penerimaan, penolakan yang terungkap dalam minat, sikap dan akhirnya pada perhatian yang muaranya menjadi dasar suatu tindakan atau bentuk aspek psikomotor.
Hasil Pembelajaran Geografi
Proses belajar mengajar dibangun oleh beberapa komponen yaitu tujuan, metode, proses dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian muara terakhir dari proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2005:22). Horward Kingsley dalam Sudjana (2005: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Hasil pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi Benyamin Bloom yang dibangun menjadi tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan Bloom dalam Sagala (2003: 33-34) hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu sebagai berikut:
a. Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdir atas aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari.
2) Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna sesuatu hal.
3) Aplikasi adalah kemampuan menggunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi nyata.
4) Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.
5) Sintesis adalah kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti
6) Evaluasi adalah kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
b. Afektif
Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Afektif dibangun dari lima hirearki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai dan karakteristik diri.
1) Kesadaran adalah kemampuan memperhatikan sesuatu hal.
2) Partisipasi adalah kemampuan turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal.
3) Penghayatan Nilai adalah kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya.
4) Pengorganisasian Nilai adalah kemampuan untuk memiliki sistem niai dalam dirinya.
5) Karakteristik Diri adalah kemampuan untuk memiliki pola hidup diman sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya.
c. Psikomotor
Kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak yang terdiri dari gerak fefleks, gerak dasar, kemampuan preseptual, kemampuan jasmani, gerak-gerak skill, dan komunikasi nondiskursif.
1) Gerak fefleks adalah kemampuan pada gerak yang tidak sadar.
2) Gerak dasar adalah kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerak-gerak refleks.
3) Kemampuan preseptual adalah kemampuan menterjemahkan perangsangan yang diterima melaluai alat indera menjadi gerak-gerak yang tepat.
4) Kemampuan jasmani adalah kemampuan mengembangkan gerakan-gerakan inti mejadi gerakan terlatih.
5) Gerak-gerak skill, dan adalah kemampuan melakukan gerakan terlatih dengan tingkatan efesiensi.
6) Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat badan.
Berdasarkan teori-teori yang telah diungkapkan mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan muara dari proses pembelajaran dengan berbagai perlakuan agar mencapai tujuan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar akan berdampak terhadap kulitas pendidikan. Menurut Sagala (2003: 34) mengungkapkan bahwa “secara langsung tujuan pendidikan yakni terjadinya perubahan kualitas pendidikan secara kognitif, afektif dan psikomotorik.”
Proses belajar mengajar dibangun oleh beberapa komponen yaitu tujuan, metode, proses dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian muara terakhir dari proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2005:22). Horward Kingsley dalam Sudjana (2005: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Hasil pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi Benyamin Bloom yang dibangun menjadi tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan Bloom dalam Sagala (2003: 33-34) hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu sebagai berikut:
a. Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdir atas aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari.
2) Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna sesuatu hal.
3) Aplikasi adalah kemampuan menggunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi nyata.
4) Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.
5) Sintesis adalah kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti
6) Evaluasi adalah kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
b. Afektif
Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Afektif dibangun dari lima hirearki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai dan karakteristik diri.
1) Kesadaran adalah kemampuan memperhatikan sesuatu hal.
2) Partisipasi adalah kemampuan turut serta atau terlibat dalam sesuatu hal.
3) Penghayatan Nilai adalah kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya.
4) Pengorganisasian Nilai adalah kemampuan untuk memiliki sistem niai dalam dirinya.
5) Karakteristik Diri adalah kemampuan untuk memiliki pola hidup diman sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya.
c. Psikomotor
Kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak yang terdiri dari gerak fefleks, gerak dasar, kemampuan preseptual, kemampuan jasmani, gerak-gerak skill, dan komunikasi nondiskursif.
1) Gerak fefleks adalah kemampuan pada gerak yang tidak sadar.
2) Gerak dasar adalah kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerak-gerak refleks.
3) Kemampuan preseptual adalah kemampuan menterjemahkan perangsangan yang diterima melaluai alat indera menjadi gerak-gerak yang tepat.
4) Kemampuan jasmani adalah kemampuan mengembangkan gerakan-gerakan inti mejadi gerakan terlatih.
5) Gerak-gerak skill, dan adalah kemampuan melakukan gerakan terlatih dengan tingkatan efesiensi.
6) Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat badan.
Berdasarkan teori-teori yang telah diungkapkan mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan muara dari proses pembelajaran dengan berbagai perlakuan agar mencapai tujuan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar akan berdampak terhadap kulitas pendidikan. Menurut Sagala (2003: 34) mengungkapkan bahwa “secara langsung tujuan pendidikan yakni terjadinya perubahan kualitas pendidikan secara kognitif, afektif dan psikomotorik.”
Hasil Pembelajaran Geografi
James Fairgrive (1996) dalam Sumaatmadja bahwa fungsi pendidikan dan pembelajaran geografi membina masyarakat yang akan datang, untuk sadar akan kedudukannnya sebagai insan sosial terhadap kondisi dan masalah kehidupan yang dialaminya. Untuk itu geografi dapat dijadikan sarana sebagai memenuhi kewajiban itu.
Hasil belajar geografi bermula dari tujuan pembelajaran yakni menciptakan “manusia Indonesia” yang seimbang tingkat kognisi, afektif dan psikomotornya (Sumaatmadja, 1996:50). Berdasarkan hasil belajar maka akan menggambarkan sejauh mana sikap dan nilai yang diperlihatkan siswa terhadap berbagai aktivitas dan menujukna sejauhmana minat belajar geografi.
Berdasarkan teori hasil belajar yang telah diungkapkan maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar geografi yakni menjadikan peserta didik yang terbangun aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya sehingga menjadi manusia Indonesia yang sadar akan keberadaan dirinya dan perannya dalam lingkungan.
James Fairgrive (1996) dalam Sumaatmadja bahwa fungsi pendidikan dan pembelajaran geografi membina masyarakat yang akan datang, untuk sadar akan kedudukannnya sebagai insan sosial terhadap kondisi dan masalah kehidupan yang dialaminya. Untuk itu geografi dapat dijadikan sarana sebagai memenuhi kewajiban itu.
Hasil belajar geografi bermula dari tujuan pembelajaran yakni menciptakan “manusia Indonesia” yang seimbang tingkat kognisi, afektif dan psikomotornya (Sumaatmadja, 1996:50). Berdasarkan hasil belajar maka akan menggambarkan sejauh mana sikap dan nilai yang diperlihatkan siswa terhadap berbagai aktivitas dan menujukna sejauhmana minat belajar geografi.
Berdasarkan teori hasil belajar yang telah diungkapkan maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar geografi yakni menjadikan peserta didik yang terbangun aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya sehingga menjadi manusia Indonesia yang sadar akan keberadaan dirinya dan perannya dalam lingkungan.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Sumber Tulisan: Dokumen Pribadi
Semoga bisa bermanfaat.
BalasHapusPosting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo