Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Lapisan-lapisan atmosfer sebagai berikut:
1. Troposfer
Lapisan paling bawah dengan ketinggian 0 – 8 km (kutub) dan 0 – 16 km (katulistiwa).Tempat terjadinya proses cuaca. Semakin ke atas suhu semakin turun.
2. Stratosfer
Pada ketinggian 15 – 50 km. Terdapat lapisan ozon (O3).
3. Mesosfer
Pada ketinggian 50 – 85 km. Suhu mencapai -1000 C sehingga meteor-meteor terbakar.
4. Termosfer
Pada ketinggian 85 – 500 km. Terdapat lapisan ionosfer yang memantulkan gelombang radio.
5. Eksosfer
Lapisan terluar dengan ketinggian > 500 km.Didominasi gas hidrogen.
Sifat Atmosfer
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Tidak memiliki rasa dan tidak dapat dirasakan
4. Mudah bergerak
Fenomena Yang Terjadi Di Atmosfer Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan rata-rata atmosfer di suatu wilayah tertentu dalam waktu singkat. Iklim adalah keadaan rata-rata atmosfer di suatu wilayah dengan cakupan luas dalam waktu yang relatif lama (30-100 tahun). Unsur Cuaca & Iklim sebagai berikut:
1. Suhu/temperatur: panas dinginnya udara. Alat pengukur suhu disebut termometer. Pemanasan udara dibedakan atas
2. Kelembapan/lengas udara: jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Alat pengukur kelembapan disebut higrometer.
Kelembapan relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap air yang dikandung dengan jumlah maksimal uap air yang dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama.
Kelembapan mutlak/absolut: jumlah uap air setiap 1 m3 udara (gram/m3).
3. Curah hujan: banyaknya hujan yang jatuh.
· Hujan zenithal/naik ekuator: di daerah khatulistiwa, uap air naik secara vertikal.
· Hujan orografis: uap air naik di pegunungan, hujan di lereng gunung.
· Hujan siklonal: pengaruh angin siklon, udara naik dan menjadi dingin.
· Hujan muson: pengaruh angin muson barat, bulan Oktober – April.
· Hujan frontal: pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin.
4. Angin: udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi → rendah. Alat pengukur kecepatan angin: anemometer.
· Angin pasat: maksimum subtropik → minimum khatulistiwa.
· Angin anti pasat: khatulistiwa bagian atas→maksimum subtropik.
· Angin muson: berganti arah setiap 6 bulan sekali.
· Angin siklon: tekanan minimum dikelilingi tekanan maksimum, berlawanan arah jarum jam pada belahan bumi utara dan searah pada belahan bumi selatan.
· Angin antisiklon: tekanan maksimum dikelilingi tekanan minimum, searah jarum jam pada belahan bumi utara dan berlawanan arah pada belahan bumi selatan.
· Angin lokal: angin darat dan angin laut
· Angin gunung dan angin lembah,
· angin fohn (panas dan kering), contoh angin fohn: angin gending di Probolinggo, angin kumbang di Cirebon, angin wambrau di Biak, angin brubu di Makasar, angin bahorok di Deli.
5. Tekanan udara: massa udara. Alat pengukur tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat semakin kecil tekanan udaranya.
6. Penyinaran matahari: intensitas sinar matahari yang jatuh ke bumi. Alat pengukur besarnya penyinaran matahari disebut solarimeter.
7. Awan: uap air yang mengalami kondensasi menjadi titik-titik air.
· Awan tinggi (6-12 Km), ditandai dengan kata siro atau sirrus. Terdiri dari sirrus, sirokumulus, dan sirostratus. Biasanya berwarna putih tipis
· Awan sedang atau menengah (2-6 km), ditandai dengan kata alto. Terdiri dri altokumulus, altostratus. Biasanya berwarna putih dan berlapis-lapis atau menggumpal.
· Awan rendah (0,8-2 km), ditandai dengan kata strato. Terdiri dari awan stratus, stratokumulus, dan nombostratus.
· Comulus: tebal bergumpal, bertumpuk.
· Cirrus: tipis seperti kapas, awan bulu,
· Stratus: berlapis dan rata
· Nimbus: awan hujan.
Klasifikasi Iklim
1. Iklim matahari
a) Tropis: 00- 23½0 LU/LS.
b) Subtropis: 23½0LU/LS - 400LU/LS.
c) Sedang: 400 LU/LS - 66½0LU/LS.
d) Dingin: 66½0 LU/LS – 900 LU/LS.
2. Koppen: berdasar curah hujan dan suhu.
a) Iklim A (iklim hujan tropis): curah hujan tahunan lebih besar dari evapotranspirasi. Suhu bulan terdingin 180C.
Iklim Am: iklim musim.
Iklim Aw: iklim sabana.
Iklim Af: iklim hutan hujan tropis.
b) Iklim B (iklim kering): curah hujan tahunan lebih kecil dari evapotranspirasi.
Iklim Bs: iklim stepa.
Iklim Bw: iklim gurun.
c) Iklim C (iklim sedang): suhu bulan terpanas >100 C, terdingin30C.
d) Iklim D (iklim hutan salju): suhu bulan terpanas > 100 C, terdingin 30C.
e) Iklim E (iklim kutub): suhu bulan terpanas < 100C.
3. Schmidt-Ferguson: perbandingan rata-rata bulan kering (curah hujan < 60 mm) dengan bulan basah (curah hujan > 100 mm).
4. Junghuhn: berdasar ketinggian tempat.
a) Iklim panas: suhu 26,30 C – 220 C, ketinggian < 600 mdpal, tanaman budidaya padi, kelapa, tebu, karet.
b) Iklim sedang: suhu 220 C – 17,10 C , ketinggian 600 – 1.500 mdpal, tanaman budidaya kopi,kina, padi, teh.
c) Iklim sejuk: suhu 17,10 C – 11,10 C, ketinggian < 1.500 – 2.500 mdpal, tanaman budidayasayuran, teh, kopi.
d) Iklim dingin: suhu < 110 C, ketinggian > 2.500 mdpal, hampir tidak ada tanaman budidaya.
5. Oldeman: menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Klasifikasinya sbagai berikut:
a) Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b) Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c) Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Karakteristik Iklim Indonesia
Wilayah Indonesia memmiliki karakteristik Iklim tersendiri yaitu:
a. Indonesia terletak di Katulistiwa sehingga rata-rata suhu tahynan selalu tinggi diatas 180C. Hal tersebut disebabkan oleh penyinaran matahari yang relatif selalu tegak jatuhnya
b. Bebas dari penaruh angin taifun, hal ini disebabkan kaena sebagaian besar berada pada zone tenang
c. Rata-rata klembaban udara relati tahunan yang tinggi
d. Wilayah Indonesia berupa kepaulauan berpengaru terhadap suhu udara, amplitudo suhu harian maupun tahunan
e. Wilayah Indonesia berhembus angin muson yang mengakibatkan musim hujan dan kemarau
Sumber: Dokumen Modul Pribadi
"Nice post, jangan lupa berkunjung balik ke geomedia"
ردحذف"Nice post, jangan lupa berkunjung balik ke geomedia"
ردحذف=p~ thanks :3
ردحذفإرسال تعليق
Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo